Konsep Motif, Motivasi, Minat dan Bakat
1. Motif
Menurut MARTANIAH:
Suatu konstruksi yang potensial dan laten yang dibentuk oleh pengalaman yang secara relatif dapat berubah-ubah dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku ke suatu tujuan tertentu.
Macam-Macam Motif:
Menurut Kuypers ada 3 macam dorongan, yaitu:
a. Motif biologis
Motif yang berkembang pada diri individu sebagai makhluk biologis.
Contoh : lapar, haus, bernafas, istirahat
b. Motif sosiologis
Motif yang dipelajari dan berkembang di lingkungan kebudayaan dimana individu tersebut tinggal.
Contoh : mendengarkan gamelan Jawa bagi masyarakat
yang tinggal di Jawa, menari Bali yang dilakukan
oleh orang Bali
c. Motif teologis
Motif yang berasal dari interaksi manusia dan Tuhan.
Contoh : keinginan merealisasikan norma agama melalui
petunjuk kitab suci
Menurut Woodwordth ada 3 macam dorongan, yaitu:
1. Motif yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani, berkaitan dengan kelangsungan hidup individu.
Contoh : makan, minum, sex
2. Motif darurat (Emergency motive) adalah motif untuk melakukan tindakan dengan segera karena keadaan sekitar menuntutnya.
Contoh : motif untuk melepaskan diri dari bahaya,
3. Motif obyektif (Objective motive) adalah motif untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya.
Contoh : motif eksplorasi, manipulasi
MOTIVASI
รป Pengertian Motivasi
Menurut MARTANIAH :
Keadaan yang timbul dalam diri individu akibat interaksi antara motif dan situasi yang diamati, akhirnya mengaktifkan perilaku.
Menurut MULYONO :
Perwujudan berfungsinya motif-motif atau dorongan yang menggerakkan perilaku individu, motivasi yang terjadi didahului oleh motif.
Teori Motivasi
v Drive Theory
Dalam pencapaian suatu tujuan, digerakkan oleh faktor internal/ dari dalam individu
v Incentive Theory
Individu akan bertingkah laku jika ada faktor eksternal/dari luar individu
v Opponent – Process Theory
Individu akan termotivasi untuk mencapai suatu tujuan jika menghasilkan suatu perasaan yg menyenangkan
v Optimal – Level Theory
Individu akan termotivasi untuk bertingkah laku karena ingin mencapai suatu keseimbangan dalam dirinya
Motivasi dibagi menjadi:
a. Motivasi intrinsik : berasal dari dalam individu, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
b. Motivasi ekstrinsik : berasal dari luar individu, yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik biasanya disertai dengan kekhawatiran apabila tidak tercapai.
A. Konsep Belajar Menurut Tokoh - Tokoh Islam
Banyak tokoh - tokoh Islam yang memiliki kepedulian dan menyumbangkan pemikirannya tentang aktivitas belajar, diantara tokoh tersebut adalah Al-Ghazali dan Al-Zarnuji. Kedua tokoh - tokoh ini pemikiran - pemikirannya mewarnai dunia pendidikan di Indonesia terutama pendidikan Islam.
1. Menurut Al-Ghazali
Konsep belajar dalam mencari ilmu dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ta’lim insani dan ta’lim robbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia. Konsep ini biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunkan alat - alat indrawi.
Proses ta’lim insani dibagi menjadi dua. Pertama, dalam proses belajar mengajar hakikatnya terjadi aktivitas mengekplorasi pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan - perubahan prilaku. Seorang pendidik mengeksplor ilmu yang dimilikinya untuk diberikan kepada peserta didik, sedangkan peserta didik menggali ilmu dari pendidik agar ia mendapatkan ilmu. Al-Ghazali menganalogikan menuntut ilmu dengan menggunakan proses belajar mengajar.
Dalam proses ini, peserta didik akan mengalami proses mengetahui, yaitu proses abtraksi. Suatu objek dalam wujudnya tidak terlepas dari aksiden - aksiden dan atribut - atribut tambahan yang menyelubungi hakikatnya. Ketika subjek berhubungan dengan objek yang ingin diketahui, hubungan suatu terkait dengan ukuran, cara, situasi, tempat.
B. Konsep belajar Behaviorisme
Studi secara sistematis tentang belajar relatif baru. Sampai abad 19, belajar masih dianggap masalah dalam dunia keilmuan. Dengan menggunakan teknologi yang digunakan oleh ilmu fisika , para peneliti mencoba menghubungkan pengalaman untuk memahami bagaimana manusia belajar. Beberapa peneliti yang melakukan studi tentang belajar, antara lain :
1. Ivan paviov.
Konsep belajar yang ditawarkan oleh ivan pavlov adalah proses perubahan tingkah laku manusia atau hewan disebabkan adanya stimulus atau ransangan diberikan secara kontinyu serta terus menerus
2. Woolfolk
Konsep belajar yang lebih efektif dan tepat agar siswa dapat menyerap semua materi pelajaran yang telah diajarkan maka seorang pendidik harus melakukan hal - hal sebagai berikut :
Memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugas - tugas belajar.
Menekankan pada kerja sama dan kompetisi antarkelompok daripada individu. Banyak siswa yang akan memiliki respon emosional secara negatif terhadap kompetisi individu, yang memungkinkan akan digeneralisasikan dengan pelajaran-pelajaran yang lain.
Membuat kegiatan membaca yang menyenangkan dengan cara menyediakan ruang baca yang menarik, nyaman dan menyenangkan, tidak bising dan lain sebagainya.
Membantu siswa dalam mengatasi secara bebas dan sukses situasi - situasi yang menegangkan dan mencemaskan
Mendorong siswa yang pemalu untuk mengajarkan siswa lain cara memahami materi pelajaran
Membuat tahapan jangka pendek untuk menuju pencapaian tujuan jangka panjang, seperti ulangan harian, mingguan, dan mid semester agar siswa memiliki pembendaharaan soal untuk persiapan menghadapi ujian atau ulangan semester
Membantu siswa untuk mengnal perbedaan dan persamaan terhadap situasi - situasi sehingga mereka dapat membedakan dan mengeneralisasikan secara tepat. Misalnya menyakinkan siswa yang cemas ketika menghadapi ujian nasional dan lain - lain.
3. Edward Lee Throndike
Edward mengatakan bhawa prilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada dilingkungan sehingga menimbulkan respon secara reflek. Stimulus yang terjadi setelah sebuah prilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya.
Beberapa konsep belajar di atas telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia pendidikan. Terlepas dari kelebihan konsep belajar behavioristik ini memiliki kelemahan - kelamahan antara lain :
Proses belajar dipandang sebagai kegiatan yang diamati langsung, padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam sistem saraf manusia yang tidak terlihat kecuali melalui gejala
Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanik sehingga terkesan seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai sel control dan self regulatif yang bersifat kognitif yang terkadan tidak respon karena kegiatan itu tidak sesuai dengan keinginannya
Proses belajar dianalogikan manusia seperti kegiatan belajar hewan sangat sulit diterima, mengingat terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara manuisa dengan hewan.
C. Konsep Belajar Kognitivisme
Kegiatan belajar tidak hanya sekedar stimulus dan respon tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan sikap mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan menggunkan pengetahuan. Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan dan keyakinan.
Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.